WAHAI WANITA CANTIK...
Segala puji bagi Allah, Tuhan sekelian alam. Selawat serta salam buat junjungan mulia Nabi Muhammad SAW, keluarga serta para sahabat dan pengikut yang istiqamah menuruti baginda hingga ke hari kiamat.
Wahai wanita cantik,
Engkau yang diciptakan dengan sangat sempurna oleh Rabbmu,
Indah dengan segala kelebihanmu yang ada.
Wahai wanita cantik,
Sering kali aku melihatmu berjalan dengan baju yang sangat sederhana,
Bahan yang sederhana, dan ukuran yang sangat sangat sederhana,
Hingga bahagian auratmu yang harusnya tak nampak menjadi nampak.
Wahai wanita cantik,
Acapkali aku melihat engkau berjalan di hadapan para lelaki,
Dengan pakaianmu yang tidak sempurna,
Dan para lelaki itu menatapmu dari hujung kakimu sampai ke hujung rambutmu,
Mengikuti langkahmu hingga hilang dari pandangan mereka,
Pandangan yg menjijikkan!!!
Wahai wanita cantik,
Suaramu sungguh merdu,
Mendayu-dayu layaknya putri duyung yang sedang bernyanyi,
Bening sebening sumber mata air yang mengalir.
Wahai wanita cantik,
Ketahuilah…
Engkau begitu berharga..
terlalu berharga…
Engkau bagai intan berlian yang terpelihara,
Di dalam sebuah kotak kaca indah berkunci dan terbungkus rapi..
Engkau bukan emas campuran murahan,
Yang diletakkan sebagai pertunjukkan,
Dimana pembeli itu datang,
Memandang,
Menyentuh,
Dan memakaimu sewenang-wenangnya,
Lalu meninggalkanmu seandainya hatinya tidak berkeinginan terhadapmu!!
Bukan!!
Engkau bukan itu wahai wanita cantik,
Engkau intan berlian yang terpelihara,
Di dalam kotak kaca indah berkunci dan terbungkus rapi,
Orang yang menginginkanmu tidak berhak menyentuhmu,
Bahkan mencuba memakainya.
Tidak,
Mereka terlalu kotor untuk itu,
Mereka harus terlebih dahulu membelimu,
Dengan harga yang sangat mahal,
Setelah itu mereka akan dapat memilikimu sepenuhnya,
Engkau yang utuh,
Yang belum pernah di ‘cuba’ orang lain sebelumnya.
Wahai wanita cantik,
Engkau sungguh indah,
Bagai bunga mawar yang ketika orang ingin mengambilnya,
Terlebih dahulu mereka harus merasakan duri,
Pertahanan diri yang kau punyai.
Bagai bunga edelweiss yang ketika menginginkanmu,
Terlebih dahulu mereka harus mendaki gunung ke arah ketinggian,
Menantang keberanian dan cuaca yang tidak bersahabat.
Engkau bukan bunga bangkai,
Yang terlihat begitu indah dari kejauhan,
Dengan warna yang menyala,
Yang membuat para serangga tertarik dengan warna indahmu,
Namun ketika didekati,
Kau busuk,
Baumu saja sudah membuat orang mual,
Apalagi memilikimu,
Wahai wanita cantik…
Jagalah amanah keindahan yang ada pada dirimu,
Berjalan saja kau terlihat menawan,
Belum lagi pembawaanmu yang sangat anggun,
Apalagi jika kau bersuara merayu,
Dan menampakkan apa yang tak seharusnya nampak,
Jagalah itu semua saudariku.
Tutuplah auratmu,
Agar tak ada yang berkeinginan lain terhadapmu,
Lelaki jalanan itu tidak pantas menikmati tubuhmu,
Dengan memandangimu dengan pandangan menjijikkan itu!!
Mereka terlalu kotor untukmu!!
Jagalah kehormatanmu saudariku,
Lelaki manapun yang belum halal bagimu,
Tidak selayaknya menyentuh tubuh dan kehormatanmu,
Walau atas nama cinta sekalipun,
Sungguh, cinta dan nafsu itu berbeza..
Apakah kau khuwatir,
Tidak ada yang menyayangimu??
Dan menjagamu atas nama cinta??
Apakah kau takut,
Tidak akan ada yang mengharapkanmu??
Dan merayumu atas nama cinta??
Wahai saudariku,
Sesungguhnya lelaki yang baik itu adalah untuk wanita yang baik.
Lihatlah..
Aku sangat sedih melihat keadaanmu sekarang,
Aku sedih melihat para lelaki itu menzalimimu,
Diri ini terasa tercabik-cabik.
Lihatlah di sekitarmu,
Bukan hanya aku yang menginginkan semua ini yang terbaik untukmu,
Lihatlah saudara-saudari semuslim mu,
Walau aku tahu,
Diri ini turut tidak sempurna,
Tapi inilah luahan hatiku agar kau sama-sama mengikutiku menuju kejalan-Nya.
Lihatlah kami,
Sungguh engkau membuat air mata kami mengalir,
Dan menitis dari mata-mata kami,
Kami disini sedang memikirkan dan berbuat sesuatu untukmu,
Agar tidak pernah lagi engkau dizalimi siapa pun.
Lihatlah kedua orang tuamu,
Apakah mereka menginginkanmu menjadi seperti ini??
Sungguh engkau bagai mutiara bagi keluargamu,
Mutiara yang mereka jaga sejak kecilmu sampai engkau beranjak dewasa,
Apakah dengan ini engkau membalasnya?
Jika kau masih kurang dengan ini,
Maka lihatlah Allah Tuhanmu,
Yang Menciptakanmu,
Yang tiada henti-hentinya memberi nikmat padamu,
Padahal tidak jarang kau lupa dengan-Nya…
Ia masih memberimu nikmat udara,
Nikmat hidup, nikmat fisik dari tubuhmu yang indah itu.
Bayangkan,
Jika Ia tidak menyayangimu,
mengapa tidak cabut sahaja
Nikmat wajahmu yang cantik dan tubuhmu yang indah??
Tapi tidak,
Meskipun engkau sering kali melupakan-Nya,
Nikmat-Nya tetap terus mengalir.
Wahai saudariku,
Biarlah hanya satu lelaki paling beruntung,
Yang dapat menikmati dirimu seutuhnya,
Yakni suamimu kelak,
Ketika ikatan antara kalian halal dan meraih keredhaan-Nya…
Ketika suara mendayumu bukan lagi dosa tapi pahala.
Hanya dia yang layak... saudariku.
Wahai saudariku,
Sungguh tidak ada alasan lain,
Yang membuat aku melakukan ini
Selain cintaku yang begitu tinggi kepadamu,
Cintaku yang membuak,
Yang membuatkan aku memikirkanmu,
Hingga kata-kata ini aku tulisskan…
Cintaku yang menangis ketika melihat keadaanmu,
Yang terzalimi oleh perbudakan hawa nafsu,
Cintaku yang akan tersenyum,
Jika engkau berniat kembali ke jalan-Nya,
Wallahu’alam..
No comments:
Post a Comment